Akhir2 ini paska liburan lebaran banyak dari kita menghabiskan waktu di perjalanan menikmati pesona budaya akan keanekaragaman indonesia
Dengan teknologi kamere yg samakin maju dan penggunanya semakin mudah hal yang tidak dapat di hindari dengan adanya berbagai media sosial seperti Facebook, Instagram, Path, Line, Twitter, paziim dan masih banyak lagi, membuat kita kadang menjadi mudah dalam membagikan apapun isi hati bahkan aktivitas kita setiap harinya tanpa filter tanpa memperhatikan dampak baik buruknya terhadap orang lain
Misalnya saat di pesawat, di kereta, Bis pariwisata, atau pada saat ngedriver, saat makan, saat jalan, saat traveling, saat di pantai, di tempat mewah, saat di resto kafee mahal, saat di Mall, liburan keluar negeri, berfoto dimobil mewah, kuliah ditempat bergensi, umbar kebagian dengan pasangan yg serasi, kerja di prusahaaan ternama all about a good life semua dibagikan ke sosial media dengan alasan berbagi kebaikan dan inspirasi
Berbagi kebaikan itu beda tipis loh! dengan pamer kebahagian
Hal yg tidak pernah terpikirkan oleh kita yaitu status dan postingan kita yang penuh kebahagian itu justru dijadikan motivasi untuk memaksakan kehendak mereka sehingga harus memeras orang tau, berbuat kejahatan mencuri hanya untuk bisa seperti kita
tidak sedikit postingan itu membuat orang lain bahkan diri saya sendiri merasa iri dan cemburu dengan gemerlap kebahagian yg kalian bagikan
Iri karena belum bisa traveling liburan sepertimu
Iri Karena belom bisa makan di resto n kafee
Iri belum bisa berwisata di tempat terkenal
Iri karena belum bisa buat postingan seperti dirimu
Kecewa dan merasa susah karena di anggep terkena gejela kurang piknik dan lain-lain
Di saat diri kita belum bisa mendapatkan nikmat yang sama dengan apa yang mereka rasakan, kita melihat hidup yang sempurna pada diri mereka mengalahkan baiknya hidup yg kita alami yang segala sesuatunya serba terbatas
Dari kejadian tersebut saya mencoba belajar hal positif, ternyata apa yg kita pamerkan belum tentu orang lain dapat merasakannya sehingga yang kita pamerkan itu justru menciptakan inspirasi kedengkian iri hati terhadap sesama,
Tercipta jarak dengan saudara kita hanya karena mereka menganggap gaya hidup yang kita miliki berbeda dengan gaya hidup mereka
kalo gini yg salah siapa ?
Sempat saya berfikir sejenak manfaat dan faedah apa yg mereka rasakan dari kebiasaan kita ini ? Apa salahnya jika kita lebih bijak melihat keadaan ini dan biarkanlah Allah yang menjadi saksi akan bahagiaan yg kita rasakan
Cukuplah kita bersyukur kepada Allah atas karunia nikmat, sehat dan iman yang dia berikan kepada kita sampai detik ini
Selebihnya bersyukur atas nikmatnya lewat ungkapan doa dan kesyukuran bukan menjadikan momentum nikmat ini sebagai alasan untuk mengumbar kebahagiaan kepada masyarakat netizen
Jika memang perlu kita mengabarkan kebahagiaan kita pada orang lain, lakukan dengan cara yang lebih positif misalnya mengajak mereka menjadi bagian dari kebahagian yg kita rasakan agar mendapatkan doa yang baik pula dari mereka
Segala sesuatu perlu disyukuri sebab kita tidak tahu duri macam apa yang bersembunyi dibalik keindahan ini
Amiin
Salam Hangat | Stay Classy | Andi Suardi Nasa
Baca Juga