Komentar

KISAH RANTAU

Andi Suardi Nasa

Saya lahir dan besar di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, sebuah tempat yang tenang dan indah, tetapi juga penuh keterbatasan. 

semangat petualangan dan tekad saya membawa saya menjelajahi beberapa kota besar di Indonesia.

Merantau ke Makassar yang gemerlap, Kediri yang spiritual, hiruk pikuknya metropolitan Jakarta, pesona bisnis di Surabaya, belajar investasi properti di Yogyakarta hingga coba-coba bisnis kayu dan wisata di Bali. 

Hidup ini telah memperkenalkan saya pada berbagai sisi yang berbeda dari Indonesia, dan setiap kota telah menjadi bab baru dalam kisah hidup saya

Di sebuah desa terpencil tempat saya lahir, desa ini terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga dengan keterbatasan ekonomi yang menghiasi kehidupan sehari-hari penduduknya.

Sejak usia dini, saya merasa ada panggilan yang menggema dalam batin saya, panggilan untuk merantau dan menggali potensinya di dunia luar kota kelahiran saya.

Di bawah bintang-bintang di langit malam yang tenang saya mencoba untuk merenungkan nasib dan mengibaratkannya kisah ini sebagai penjelajah bintang-bintang dalam kegelapan

Memberanikan diri memulai langkah kaki di Makassar sebagai awal cerita si anak rantau yang terpesona oleh gemerlap kota dan kelezatan kulinernya yang terkenal. 

Saya harus melewati hari hari di kota itu tanpa siapa2 dan mulai meraba-raba siapa yang pantas dijadikan sahabat ketika belajar, di mana saya menyadari bahwa sahabat adalah bintang yang bersinar dalam perantauan

Kediri, kota di mana saya memutuskan untuk mendalami ilmu agama,  tempat di mana saya menemukan nilai-nilai agama, sehingga saya bisa mengenal agamaku lebih dekat di  pesantren Wali Barokah yang penuh kedamaian, saya merasa seolah-olah sedang diberi jalan utuk mengenal sang pencipta dan utusan nya Rasulullah lewat Quran dan hadist yang menjadi rutinitas kajian setiap harinya

Di sinilah saya menemukan satu kalimat penting memahami bahwa

"Pencarian Kebenaran Adalah Perjalanan Yang tak Akan Pernah Berakhir"

Dua tahun di pondok pesantren membentuk satu pondasi keyakinan dalam perjalanannya menuju bab bab cerita berikutnya 

Di kota yang baru, kota Metropolitan Jakarta, kehidupan sebatang kara menjadi bagian dari kenyataan. Jakarta, ibu kota yang sibuk, terkenal dengan kemacetannya tapi penuh tantangan, persaingan yang begitu ketat di semua aspek kehidupan dan ketidakpastian hidup untuk orang yang baru.

Namun, saya memilih untuk terus berjuang karena saya tahu bahwa kehidupan adalah pelajaran yang tidak pernah berhenti yang terus menawarkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang

Mengawali cerita di kota Jakarta sebagai seorang guru privat untuk anak SD, sekaligus menjadi pendakwah berbekal ilmu 2 tahun di pesantren disini saya menemukan kedamaian dan makna dalam memberi, mengajar dan mendidik. 

Bersama mereka, saya menemukan dukungan, persahabatan, dan kesatuan dalam keimanan Jakarta tidak lagi sekejam ibu tiri seperti diawal cerita, lebih dari sekadar sebuah kota, dan menjadi rumah utama bagi saya, rumah untuk menjaga raga, hati dan  pergaulan, bersatu dalam ikatan kebersamaan dan iman yang saling mengingatkan dan menguatkan satu sama lain.

Dikota ini saya memulai perjalanan kuliah untuk menemukan wawasan baru, sia sia rasanya jika tinggal di ibu kata ini, yang dikenal sebagai pusat bisnis, pusat pengetahuan tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin 

Tinggal di kota ini adalah kesempatan emas untuk memanfaatkan perguruan tinggi dan institusi pendidikan yang berkualitas, mengejar mimpi dan mengejar pengetahuan, berharap bisa membawa saya lebih dekat ke tujuan hidup yang pernah saya impikan.

Di balik gemerlapnya Jakarta, terdapat kehidupan yang penuh cerita dan perjuangan, 

Jakarta adalah sebuah kota yang selalu hidup, berubah, dan menawarkan peluang tanpa batas, kota yang tak pernah tidur, di mana kisah-kisah orang sukses terus ditulis tidak pernah ada habisnya.

meskipun saya bukan bagian dari cerita sukses itu, saya akan terus berjuang dan menciptakan kisah sukses saya ditempat yang lain.


Bersambung dulu yah...

.

.

.

~ asnasa


Baca Juga

About the Author

Andi Suardi Nasa
Salam Hangat | Teruslah Mengejar Keajaiban

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.