Komentar

Orang Tua

Andi Suardi Nasa

Seseorang ?

Halo Kakak2 adik2 semua

Hari ini saya mau cerita, Ini adalah kisah tentang perjuangan dan pengorbanan seorang di usia senja seseorang yang seharusnya menikmati ketenangan di pelukan keluarga di usia tua. Namun, di masa senjanya, ternyata dia tetap gigih menghadapi dunia dengan keringat yang tak kunjung kering.

kata-kata ini memang terdengar berisik di telinga, namun adakah telinga yang ingin mendengar ?

Karena ada waktu terus berputar, mempertanyakan kapan makna istirahat itu akan terwujud dalam hidupnya setelah puluhan tahun berkarya yang sejatinya bukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi untuk melihat senyum bahagia di wajah anak-anak dan masa depannya.

Meski sebagian anak mungkin enggan terlibat dalam masalah, karna mengedepankan prinsip bahwa seorang anak laki-laki yang punya tanggung jawab merawatnya di usia senja. Padahal Kita semua adalah penjaga kebahagiaannya, bertanggung jawab bersama di usia tuanya, dalam jutaan detik kebahagiaan, dan ribuan langkah kecil telah kita tempuh bersama.

Orang tua di usia yang tidak lagi muda, rambut yang dulunya hitam kini telah memutih, punggung yang tak lagi tegak, pandangan yang tidak lagi terang, dan gigi yang tidak lagi utuh.

Namun, ia tetap harus naik turun gunung bekerja untuk sebuah tujuan yang mungkin tidak pernah kita sepenuhnya mengerti kenapa dia masih harus bersusah payah ?

Diusia tua, seharusnya keringat membasahi kening dalam rangka ibadah dan kedamaian batin. Namun, kenyataannya, keringat itu mengalir bukan karena sujud dan doa, melainkan akibat upaya tanpa henti dalam menghadapi urusan dunia yang tak pernah reda.

seolah olah empati kita tenggelam dalam hiruk-pikuk kehidupan keluarga kita masing.

Kita yang semakin tumbuh dewasa padahal ada orang tua yang semakin bertambah tua.

Adakah hati yang tetap peka pada rasa kasihan ?

Diusia tua, dia menjalani hari-harinya dengan merangkai kesepian ditengah hutan belantara tanpa ditemani siapa siapa

bekerja sendirian, makan dan menyiapkan makanan seorang diri, seakan menutup diri dalam pertunjukan kehidupan yang tak pernah mempedulikan kesehatannya.

Tak ada kekhawatiran, hanya sunyi yang menjadi teman setia dalam perjalanan menuju tempat istirahat terakhirnya.

hati ini berontak, tapi tak tahu harus bagaimana?

Salam Hangat,



Baca Juga

About the Author

Andi Suardi Nasa
Salam Hangat | Teruslah Mengejar Keajaiban

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.