Kehidupan manusia seringkali diwarnai oleh perbandingan sosial. Dari waktu ke waktu, kita melihat teman, kerabat, atau bahkan selebriti yang sukses dalam berbagai macam pencapaian.
Terlalu sering menimkati kesuksesan orang lain, atau sebaliknya iri terhadap kesuksesan orang lain membiarkan biarkan diri kita terjebak dalam kecemburuan dan perbandingan dengan orang lain.
Pertanyaannya, mau sampai kapan kita akan terus terjebak dalam perangkap perbandingan ini ?
Kita seharusnya menyadari bahwa kesuksesan orang lain bukanlah patokan kebahagiaan kita.
Kesuksesan adalah pencapaian pribadi yang bersifat relatif, dan setiap individu memiliki perjalanan hidup yang unik. Menikmati kesuksesan orang lain hanya akan memberikan kepuasan sesaat, sementara seharusnya kita lebih fokus pada pengembangan diri dan pencapaian pribadi.
Jika terlalu lama terjebak dalam perbandingan ini, kita mungkin akan merasa tidak cukup, dan mungkin kita tidak akan pernah bisa benar2 menikmati lezatnya bersyukur atau gagal menghargai diri, meskipun sebenarnya kita telah mencapai banyak hal dalam hidup dari perpektif yang lain.
Untuk itu, penting untuk merubah paradigma dan memprioritaskan tujuan serta pencapaian pribadi yang sejalan dengan nilai dan impian kita.
Menikmati kesuksesan orang lain adalah hal yang alami, tetapi harus diimbangi dengan apresiasi terhadap pencapaian kita sendiri.
Jadilah yang terbaik dalam versi diri kita sendiri, bukan versi orang lain.
Kesuksesan yang sejati adalah ketika kita mampu mencapai potensi penuh kita sendiri dan hidup sesuai dengan nilai-nilai yang kita anut.
Mau sampai kapan kita menikmati kesuksesan orang lain? Saatnya berhenti dan mulai merayakan pencapaian diri sendiri, teruslah mengejar keajaiban
Salam Hangat | Andi Suardi Nasa